Senin, 08 Februari 2016

Asal Mula Desa Temuireng

Asal Mula Desa Temuireng
Petarukan Pemalang

Sejarah Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Pemalang belum diketahui secara pasti tentang asal-usulnya Desa disebut Temuireng. Belum ditemukan literatur-literatur yang menyebutkan secara jelas tentang Desa Temuireng.

Menurut keberaaan berasarkan eksistensi Pemalang pada abad XVI yang dihubungkan dengan catatan Rijklof Hon Goens dan data di dalam buku "W Frain Moas" yang menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin seorang pangeran atau raja. Dalam perkembangannya, Senopati dan penambahan Sedo Krapyak dari Mataram Islam menaklukan daerah-daerah tersebut termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram Islam yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasa atau bawahan.

Berdasarkan temuan arkeologis pada masa kerajaan Mataram Islam di Desa Temuireng terdapat bangunan Suci. Bangunan itu berupa candi atau punden berundak dan sumurgede yang dipercayai sebagai tempat yang disakralkan. Hal ini berhubungan bahwa di Desa Temuireng sendiri merupakan Sima atau Perdikan, yaitu daerah yang bebas pajak pada zaman itu. Dari candi tersebut dipercayai sebagai makam dari tokoh bangsawan Mataram Islam yaitu Singomenggolo. Letak candi ini berada di sebelah barat dari kantor balai desa Temuireng. Beliau dipercayai sebagai orang pertama yang menempati Desa Temuireng bernama Nyai Denok.

Berdasarkan cerita tutur yang menjadi tradisi turun menurun di Desa Temuireng dipercayai suatu cerita tentang nama Temuireng. Dikisahkan oleh Sutarjo (65 tahun) seorang sesepuh masyarakat atau mantan kepala desa Temuireng, kata Temuireng berasal dari kata Temu dan Ireng. Bila dalam Bahasa Indonesia Temuireng berarti tumbuhan jamu temu hitam. Dua kata tersebut merujuk pada suatu obat tradisional yang biasa disebut rempah-rempah.

Dalam babad Temuireng diceritakan pada zaman pra Mataram Islam, keberadaan Temuireng sendiri bila dihubungkan dengan sejarah Pemalang, Temuireng merupakan hutan belantara. Dimana di hutan ini banyak ditumbuhi oleh tanaman Temuireng, sehingga untuk tanda desa yang sangat luas itu, akhirnya dinamakan sebagai Desa Temuireng. Temuireng dilihat dari filosofi hidup yang merupakan tanaman jamu oleh masyarakat Jawa memiliki arti "legowo", yaitu sejahtera dan makmur.

Pembagian dusun di Desa Temuireng menjadi 6 dusun yang dibentuk pada tahun 1981-1989 pada masa pemerintahan Kades Sutarjo. Berikut adalah dusun-dusun di Temuireng:
  1. Dusun Temuireng
  2. Dusun Pilang Bango
  3. Dusun Sumur Gede
  4. Dusun Gayam
  5. Dusun Sibeser dan Sijerak
  6. Dusun Siceleng